Membangun Hubungan Industrial yang Harmonis ,Produktif dan Berkeadilan
DPC KSPSI Kabupaten Purwakarta selenggarakan Hari ulang tahun (HUT) SPSI Ke-50 dan Hari Pekerja Indonesia (HARPEKINDO) Tahun 2023, dalam jumpa tersebut yang di hadiri ,Kadisnaker Purwakarta,Kapolres Purwakarta, APINDO Kabupaten Purwakarta, Gatot Prasetyoko dan H. Aliaman Saragih dan para Anggota DPC KSPSI Kabupaten Purwakarta tahun 2023,dengan melibatkan seluruh federasi yang berada dalam naungannya yaitu: FSP KEP SPSI, FSP LEM SPSI, FSP RTMM SPSI, FSP PPMI SPSI, FSP KAHUT SPSI dan FSP TSK SPSI yang semuanya tergabung dalam keluarga besar DPC KSPSI Purwakarta. Selasa 28/02/22
Banyak pengusaha memiliki hubungan kerja yang baik dengan karyawannya tetapi untuk orang lain merupakan sumber konflik dan frustrasi yang dapat terlalu mudah menjadi sengketa langsung. Dalam dunia yang ideal pengusaha akan mampu menjaga hubungan industrial yang harmonis melalui perundingan bersama yang efektif.
Namun, jika hal ini gagal, senjata yang paling ampuh adalah komunikasi. Jadi bagaimana pengusaha harus bereaksi jika mereka menemukan diri mereka diancam dengan aksi industrial, yang kemungkinan akan menjadi mahal, baik secara finansial maupun dari segi reputasi bisnis?
Ada banyak aksi industri yang bisa dilakukan oleh karyawan, aksi industri meliputi pemogokan, bekerja untuk memerintah, larangan lembur dan kinerja pekerja menjadi lambat. Karyawan yang berpartisipasi dalam aksi industri biasanya akan melanggar kontrak kerja mereka.
Dalam mendukung aksi industri, serikat akan mendorong karyawan untuk pelanggaran kontrak kerja mereka, yang menimbulkan kewajiban menyakitkan bagi serikat. Namun, serikat pekerja akan memiliki kekebalan terhadap klaim untuk kerusakan oleh majikan asalkan aksi industri yang dilakukan sesuai dengan hukum.
bagaimana keinginan pekerja di dalam industri agar tercinta suasana kerja yang lebih baik.
Menjalin hubungan baik dengan bawahan
Sumber daya manusia sangat penting dalam perusahaan, mereka ingin kebebasan berbicara, pemikiran ekspresi, gerakan dan lain-lain. Ketika pimpinan memperlakukan mereka sebagai benda mati, mengganggu pada harapan mereka, maka konflik dan ketegangan timbul.
Bahkan masalah utama dalam hubungan industrial timbul dari ketegangan yang tercipta karena tekanan majikan dan reaksi protes dan perlawanan terhadap tekanan ini melalui mekanisme perlindungan dalam bentuk organisasi pekerja, asosiasi dan serikat buruh. Ketegangan tersebut secara bertahap meluas ke seluruh industri dan kadang-kadang mempengaruhi seluruh perekonomian negara.
Oleh karena itu diharapkan manajemen harus menyadari bahwa upaya yang dilakukan untuk melakukan penertiban tersebut yang pertama adalah menjalin hubungan baik dengan bawahannya, dalam hal ini adalah pekerja.
Dalam menyelesaikan konflik, pemahaman tentang perilaku manusia baik individu dan kelompok adalah prasyarat bagi pengusaha, pemimpin serikat dan pemerintah, lebih lagi untuk manajemen. Konflik tidak bisa diselesaikan kecuali manajemen harus belajar dan tahu apa dasar apa kebutuhan dasar manusia dan bagaimana mereka dapat termotivasi untuk bekerja secara efektif. Dengan komunikasi yang baik dari atasan dan bawahan maka sangat sedikit kemungkinan terjadi konflik tersebut.
Beri fasilitas terbaik pada karyawan
Hubuangan industrial yang baik juga bisa tercpta dari fasilitas yang baik untuk karyawanya.
Industri adalah dunia sosial dalam miniatur dan tujuan manajemen, sikap pekerja, persepsi perubahan dalam industri, semua, pada gilirannya, ditentukan oleh faktor-faktor sosial yang luas seperti budaya lembaga, adat istiadat, perubahan struktural, status-simbol, rasionalitas, penerimaan atau resistensi terhadap perubahan, toleransi dan lainnya.
Melalui fungsi utama dari suatu industri seperti ekonomi, konsekuensi sosial yang juga penting seperti urbanisasi, mobilitas sosial, perumahan dan masalah transportasi di daerah industri, disintegrasi struktur keluarga, stres dan ketegangan.
Sebagai industri berkembang, pimpinan harus menyediakan fasilitas terbaik bagi bawahannya. Dengan kata lain, penuhi gaji yang seharusnya didapatkan oleh karyawan, bersikap transparan terhadap semua yang dilakukan atasan kepada bawahan.
Hal sekecil apapun yang disembunyikan dan merugikan karyawan, hal ini bisa menjadi masalah di kemudian hari. Hubungan industrial yang baik akan membawa manfaat bagi perusahaan dan karyawan. Tentunya konflik akan mudah dicegah bila fasilitas yang baik diberikan kepada karyawan.pungkas Ira Laila ketua pimpinan cabang kab. Purwakarta
Reporter : catur
Tidak ada komentar