Breaking News

Salah Kaprah, KDRT Bukan Hanya Urusan Gender

Kota Depok - Qjabar.com

Pegiat gender kini semakin lantang bersuara, memperjuangkan hak kaum perempuan yang menjadi korban Kekerasan Dalam Rumah Tangga ( KDRT). Menurut mereka kekerasan yang terjadi pada anak perempuan yang terjadi di Depok belum lama ini  merupakan puncak kekerasan terhadap gender yang pelakunya harus mendapatkan hukuman yang berat. (Republika.co.id, 6/11/2022) 

Pernyataan demikian diatas nampaknya salah arah dan juga slaah kaprah. Mengingat kasus kekerasa saat ini tidak hanya meninggal kaum hawa namun juga tak jarang kasus kekerasan ini terjadi terhadap sesama gender
Tuduhan seperti ini nyatanya telah mengaburkan sebab dari maraknya kasus kekerasan yg terjadi di masyarakat. Saat ini Qawwamah seorang suamintelag di gerus oleh tingginya tekanan hidup, dan seorang suami tidak disiapkan dan dikondisikan untuk menjadi pribadi yang mampu menjadi pemimpin dan mengendalikan dirinya saat menghadapi permasalahannya. 

Mirisnya pegiat gender senantiasa mengarahkan opini dari masalah seperti ini disebabkan oleh ketidaksetaraan gender yang terjadi di masyarakat. Mereka memandang bahwa saat ini perempuan berasa dalam posisi yang lemah. Terlebih jika perempuan tidak bisa mandiri secara finansial. Maka mereka akan menurut kaum perempuan untuk dapat banyak terlibat aktif dalam berbagai bidang, seperti politik dan juga dunia kerja. 

Sistem saat ini yang serba bebas telah mendukung pegiat gender untuk mewujudkan kesetaraan gender dengan mulus. Dan memanipulasi kesetaraan gender merupakan solusi atas masalah yang menimpa perempuan dana anak. 

Namun justru dengan adanya tuntutan seperti ini akan semakin meruntuhkan kodrat seorang perempuan untuk menjadi madrasah pertama dan utama bagi anak-anaknya. Selain itu kaum hawa yang terlibat terlalu jauh dalam tanah publik justru cenderung menjadi korban kekerasan dalam dunia kerjanya. Maka kesetaraan gender bukanlah solusi untuk bisa menyelamatkan kaum hawa dari kekerasan. 

Lalu apa yang mestinya dilakukan? Kita lihat bahwa kasus kekerasan yang terjadi merupakan buah dari penerapan sistem yang rusak saat ini. Maka kita membutuhkan adanya pergantian sistem yang baik untuk menggantikan sistem yg rusak ini. 

Dan sistem yang baik yang mampu menggantikannya adalah sistem Islam. Dalam Islam negara memiliki wewenang dan juga kewajiban untuk  mengurus urusan rakyatnya. Termasuk bagaimana mengkondisikan lingkup keluarga yang mampu melahirkan generasi yang cemerlang. Salah satunya dengan membuat suami dan juga istri berada dalam kodratnya. Sumai bekerja untuk menafkahi keluarga Dan menjadi pemimpin yang mengarahkan kepada tujuan sebuah keluarga untuk mendapatkan ridho Allah Dan melahirkan generasi yang cemerlang. Dan negara berperan untuk memudahkan kaum ayah untuk mendapatkan pekerjaan dan memudahkan untuk di mendapatkan kebutuhan dasar bagi rakyatnya. 

Selanjutnya seorang istri juga memiliki peran besar untuk menjadi madrasah pertama dan  utama bagi anak-anaknya. Namun seorang wanita juga tetap boleh bekerja dengan tidak meninggalkan kewajibannya sebagi seorang istri dan ibu bagi anak-anaknya.  Demikianlah Islam hadir dengan aturan yang paripurna. Sehingga dapat menghilangkan kesetaraan gender yang justru menjadi kerusakan bagi kaum hawa.

Penulis Oleh: Elis Sulistiyani
Muslimah Perindu Surga
Kabupaten Majalengka

Tidak ada komentar