Kadisdik: Karena Corona Terjadi Lompatan Kemampuan Belajar
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung H. Juhana mengaku berani berpendapat, sejak terjadinya pandemi corona ada lompatan perkembangan kemampuan proses belajar mengajar, yaitu secara daring. "Dulu sebelum corona yang bisa daring hanya 1-4 sekolah sebaga piloting proyek. Itu pun tidak optimal. Setelah ada corona di atas 80 persen bisa daring. Luar biasa kan," katanya usai menerima kunjungan kerja Bupati Bandung, Dadang M Naser ke kantor Dinas Pendiidikan di Komolek Pemda Soreang, Senin (25/1).
Kadisdik menyebut lompatan kemampuan ini sebagai hikmah dari pandemi corona. Padahal, terang Juhana proses belajar lewat IT ini diperkirakan ditargetkan untuk lima tahun ke depan.
"Ini hikmah dari adanya corona. Anak sekolah dari mulai TK, SD, apalagi SMP sudah bisa belajar lewat daring . Guru semakin giat, yang tadinya ada guru yang gaptek belajar lagi, jadi mampu membuat video, membuat animasi pembelajaran yang menyenangkan untuk mengurangi kejenuhan, membuat modul untuk efektifitas," terang Juhana.
Menurut Juhana jangan khawatir dengan belajar daring (BDR). Hanya memang diakuinya ada persoalan yakni bagi daerah yang tidak ada sinyal. Mengutip pernyataan bupati, ada 60 desa yang tidak ada sinyal. Selain itu, masalah lainnya bagi siswa yang tidak memiliki android.
"Ini permasalahan. Bahkan sekarang dengan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), 14 hari pertama ini terjadi los kontak antara guru dengan murid, karena tidak boleh. Tapi kalau sebelum ada PPKM, sebelum PSBB diberlakukan, walaupun tidak ada sinyal dan android ada guru kunjung. Mereka masih bisa bertemu. Sekarang sudah 14 hari, tanggal 11-25 ada siswa yang los kontak dengan guru.
Untuk solusi hal itu, kata Juhana sekarang guru sedang mempersiapkan modul pembelajaran mandiri. "Guru sedang mempersiapkan modul, ditambah nanti pelajaran apa, pokok bahasan apa yang tidak tersampaikan pada smester berikutnya, pada smester dimana masa pandemi sudah turun dilakukan pembelajaran Matrikulasi. Jadi, nanti pada waktunya naik kelas, ya naik kelas saja. Hanya anak punya hutang dalam beberapa pokok bahasan harus diikuti, karena itu stnadar," beber Kadisdik.
Hal itu, kata Juhana sesuai dengan kebijakan Kementrian Pendidikan, yang utama adalah kesehatan jasmani dan rohani siswa dan guru.
Reporter: (Tim)
Editor: Ek
Tidak ada komentar